Mereka pun berkata betapa ramainya negeriku ini
Layaknya guruh yang memekakkan di sore itu
Mereka pun berkata betapa kelamnya bangsaku ini
Sekelam langit yang siap menurunkan tetesan hujan
Mereka pun bersaksi betapa angkuhnya aktor sandiwara ini
Seangkuh awan hitam yang menutupi terik matahari di kala itu
Intiplah sedikit dari celah jendela duniamu
Tiada sulit kan kau temukan peluh yang bertetesan
Dari mereka yang mendusta berkata tiada lapar yang dirasa
Kepada mereka, anak dan istri di rumah
Bukalah lebar pendengaranmu
Berjuta isakan dan amukan dengan mudah kamu temukan
Dari mereka yang selama ini kamu abaikan
Dari mereka yang menolak menghadap maut
Langkahkan kakimu keluar dari kotak penuh kenyamanan dan ketenaran itu
Demi menatap indahnya jingga senja di kala itu
Ketika tiada lagi isakan dan amukan
Ketika tidak perlu lagi mendusta atas rasa lapar
Ketika aku dapat tersenyum bahagia melihat bangsaku
Ketika kami telah bersatu
Maka aku pun mengikat sumpah
Akan kuhapus guruh yang menantangku
Akan kusingkirkan awan hitam yang menghantuiku
Ketika kita aku dan kamu melangkah satu
Ah, betapa ku rindu indahnya jingga senja itu
No comments:
Post a Comment