Monday, June 6, 2016

Persimpangan Jalan

Akhirnya aku pun turut merasakan fase yang ditakutkan sekaligus dinantikan.
Satu fase dimana akhirnya kita semua harus memilih.
Menjadi apa di hidup ini.
Bersama siapa dalam menjalankannya.

Satu hal yang menarik untuk selalu dilakukan di hidup ini adalah membuat rencana.
Merencanakan apa yang ingin dituju serta mempersiapkannya semenjak lama.
Menantikan hasil setelah semua usaha yang telah dijalankan.
Segala pengorbanan yang telah dilakukan untuk mencapainya.

Hingga akhirnya lahirlah satu hal yang tidak kalah menarik.

Ketika tiba-tiba seluruh rencana tersebut berubah.

Ketika tiba-tiba sebuah tembok besar menghalangi setapak jalan yang telah dibangun dengan penuh kehati-hatian.

Ketika akhirnya tersadar bahwa rencana baru harus kembali dituliskan.

Ketika kita akhirnya dihantam dengan keras oleh fenomena yang lebih dikenal sebagai kenyataan.

Ketika akhirnya tersadar harus kembali membangun setapak jalan lainnya.

Hingga akhirnya menyadari dan mencoba mengimani bahwa semua ini adalah rencana terindah yang dibangun dengan teliti oleh Tuhan.
Entah kapan keindahan tersebut akan datang.
Mungkin ini adalah satu ujian yang akan diikuti ujian lainnya sebelum keindahan tersebut akhirnya datang.
Mungkin ini cara Tuhan untuk menyadarkan hamba-Nya, atau sekedar mengujinya.
Namun aku memilih untuk percaya bahwa bukan tugas seorang hamba untuk mempertanyakan Tuhan.

Bahwa tugas seorang hamba adalah mengusahakan yang terbaik.
Menjadi manusia yang tidak menyiakan waktunya untuk bermuram durja.
Menjadi manusia yang terus menggunakan waktunya untuk mengejar kebajikan.
Menjadi manusia yang terus mengusahakan kebaikan bagi manusia lainnya.

Selamat datang,
yang selalu kutakutkan,
yang selalu kunantikan.

Selamat datang, persimpangan jalan.

No comments:

Post a Comment